Sepasang
mata memandang dari kejauhan, mengawasi tingkah laku yang diperbuat oleh
seseorang yang berperawakan tinggi, kulit hitam manis, mata coklat bening yang
terlihat fokus dan berkonsentrasi pada buku teofl yang ada di tangannya. Sosok
tinggi itu adalah Fiqy Rian Efendi. Lalu, sepasang mata yang mengawasi adalah
milik Luna.
Tania Luna Rapika atau biasa dipanggil Luna, telah lama mengagumi Fiqy yang notabene adalah seniornya. Fiqy, orang yang mencintai dunia Inggris, dan Organisasi (OSIS) yang bisa membuat seorang Luna jatuh hati pada pandangan pertama. Yang bisa membuat Luna nekat mengikuti seleksi pengurus OSIS dan keberuntungan Luna bisa lolos. Keberuntungan selanjutnya adalah Luna mendapat jabatan anggota dibidang yang diketuai oleh Fiqy.
Melihat, berinteraksi, mengagumi diam-diam seorang Fiqy, sudah cukup bagi Luna.
Tania Luna Rapika atau biasa dipanggil Luna, telah lama mengagumi Fiqy yang notabene adalah seniornya. Fiqy, orang yang mencintai dunia Inggris, dan Organisasi (OSIS) yang bisa membuat seorang Luna jatuh hati pada pandangan pertama. Yang bisa membuat Luna nekat mengikuti seleksi pengurus OSIS dan keberuntungan Luna bisa lolos. Keberuntungan selanjutnya adalah Luna mendapat jabatan anggota dibidang yang diketuai oleh Fiqy.
Melihat, berinteraksi, mengagumi diam-diam seorang Fiqy, sudah cukup bagi Luna.
Suatu
hari, sebuah pelangi di kehidupan Luna mulai nampak. Fiqy tiba-tiba saja
menghampirinya.
“Hai, Dek! Aku baru menyadari bahwa rumahku dan rumahmu ternyata searah ya. Sore nanti, bisakah kita berdua pulang bersama?” tanya Fiqy.
“Hai, Dek! Aku baru menyadari bahwa rumahku dan rumahmu ternyata searah ya. Sore nanti, bisakah kita berdua pulang bersama?” tanya Fiqy.
“Aahh tidak usah kak, takut
merepotkan.”jawab Luna.
“Oh tidak merepotkanku sama sekali,
justru aku sangat berterima kasih bila kamu menerima ajakanku”bujuk Fiqy.
Dan akhirnya pun Luna
menyutujuinya.
Hari
demi hari, pertemanan mereka semakin dekat hingga mereka sama-sama lulus dari
sekolah mereka. Ditengah kesibukan Luna mencari universitas, Fiqy datang dengan
pertanyaan yang sangat mengejutkan Luna. “Lun, kita sudah lama saling mengenal.
Aku tau kamu, kamu juga tau aku. Aku ingin hubungan ini berlanjut untuk
selamanya. Maukah kamu ku lamar untuk menjadi pendamping hidupku?” tanya Fiqy.
Luna diam seribu bahasa, ia tidak
tau apa yang harus ia jawab.
“Setahun aku menunggumu, menunggu
kamu lulus dari SMA, dan menurutku ini adalah hari yang tepat untuk
mengungkapkannya kepadamu” ujar Fiqy.
“Bukan aku tidak mau kak, orang
tuaku pasti tidak akan merestuinya. karna mereka ingin aku menjadi sarjana
terlabih dahulu, baru aku diperbolehkan untuk berkeluarga” jawab Luna.
“Siapa tau orang tuamu berubah
fikiran, kamu kan masih belum mencoba” tambah Fiqy.
“baiklah akan aku usahakan” jawab
Luna.
Hari
demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, Fiqy menanti jawaban dari Luna,
hingga ia hampir melewati masa skripsinya pun ia tak kunjung mendapatkan
jawabannya.
Pada suatu hari ia bertemu dengan
seorang gadis cantik yang tak lain adalah adik sepupu pamannya sendiri yang
bernama Shinta Yuliana Nabila,
yang biasa dipanggil Shinta.
Ia pun mengenal Shita sebagai sosok
yang baik.
Melihat
kedekatan Fiqy dan Shita yang begitu akrab dan terasa cocok, pamannya pun
meminta Fiqy agar cepat-cepat meminta Shinta untuk dipinang. Fiqy yang waktu
itu dilanda kegalauan karna Luna tidak ada kabar, ia pun menyanggupinya. Fiqy
berkata ia akan melamar Shinta minggu depan. Pamannya pun menyetujuinya, dan
berjanji akan medampininya saat lamaran itu dilaksanakan.
Namun
kejadian lain tidak terduga-duga datang menghinggapi kehidupan Fiqy, hingga
membuatnya bingung dan gelisah. Dua hari sebelum lamaran terhadap Shinta itu
terjadi, Luna tiba-tiba menghubunginya dan memberi tahu jika orang tuanya telah
merestui hubungan mereka, dan akan menerima lamaran Fiqy, jika memang Fiqy
benar-benar serius dengan hubungan ini.
Namun
Fiqy terlanjur kecewa, ia pun mengatakan apa yang telah terjadi dalam hidupnya,
bahwa ia akan melamar Shinta minggu depan. Terdengar suara tangisan didalam
handpone yang Fiqy pegang. Bergetar hati Fiqy saat mendengar tangisan Luna.
Luna pun juga menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidupnya selama
ini. Apa alasan Luna tidak pernah memberi kabar kepadanya. Ia berusaha membujuk
kedua orang tuanya agar menerima lamarannya. Karna tidak kunjung mendapat restu,
Luna pun mengancam orang tuanya dengan hal-hal aneh, hinnga ia tidak
diperbolehkan memegang handpone. Namun ia tetap besikeras agar orang tuanya mau
merestui hubungannya. Dan akhirnya kemaren malam kedua orang tuanaya menyetujui
hubungan mereka. Luna pun berkata betapa sakit hati dirinya jika usaha yang
selama ini menyiksa dirinya terbuang sia-sia. Luna pun kecewa dan memutuskan
telfon tanpa mengucapkan salam.
Fiqy
pun dibuat bingung tujuh keliling, tanpa menunda-nunda waktu, ia pun mendatangi
kedua orang tuanya dan meminta saran atas kejadian ini. Mereka hanya berkata,
ikuti kata hatimu. Ini adalah hidupmu. kamu yang akan menjalaninya, bukan orang
lain. Fiqy pun berfikir sejenak, menenangkan hatinya yang gundah, lalu dengan
mengucapkan basmalah ia pun memutuskan memilih Luna sebagai calon pendamping
hidupnya.
Fiqy
meminta maaf kepada paman dan juga Shinta. Fiqy pun teramat bersyukur, karna
mereka tidak membencinya. Bahkan mereka mensupportnya, dan berdoa semoga ia
bahagia dengan wanita pilihannya.
Saat
itu juga ia langsung mengajak orang tuanya untuk melamar Luna, tanpa memberi
tau Luna terlebih dahulu. Karna ia yakin Luna tidak akan sudi mengangkat
telfonnya. Dengan langkah yang pasti ia pun pergi kerumah Luna, dan lagi-lagi
ia tak henti-hentinya bersyukur, disana ia dan keluarganya disambut hangat.
Keluarga Luna pun menerima niatan baik Fiqy untuk melamar putri tercintanya.
BAROKALLAH.
TAMAT
ini cerpenku, mana cerpenmu??
aku tunggu ea? :-D
ini cerpenku, mana cerpenmu??
aku tunggu ea? :-D
0 komentar:
Posting Komentar